Kami masih ada!

Sepulang dari Semarang, bis kami melaju meninggalkan Stadion Jatidiri. Gelak tawa, raut kesenangan dan nyanyian-nyanyian masih kami kumandangkan. Lambaian tangan pertanda perpisahan terlihat dalam bis yang kami tumpangi. Tidak hanya itu bertukar kaos atau syal menjadi pemandangan yang sering terjadi ketika mengadakan lawatan.
Bus kami pun terus melaju dengan melewati rute Semarang-Ungaran-Amabarawa-Magelang-Sleman. Beberapa teman kami sudah mengantisipasi jika terjadi insiden di daerah Sleman. Memasuki daerah Mlati, salah satu bus kami terkena lemparan batu yang dilakukan oleh Slemania. Refleks dengan serangan tersebut, teman-teman kami berhamburan keluar dari bis. Beberapa sudah membawa kayu dan mencari orang yang melempar batu ke bis kami.
Jalanan didepan pom bensin Mlati, berubah menjadi macet. Bis kami kemudian melaju kembali namun tidak berapa lama, tepatnya di daerah depan makam Wahidin Sudiro Husodo juga terjadi insiden serupa. Dan puncaknya di perempatan Jombor, sebuah motor remuk menjadi bulan-bulanan teman-teman kami. Diduga motor itu milik Slemania, mereka kabur melarikan diri.










Akhirnya sekitar pukul 22.00 WIB, kami tiba di Wisma PSIM. Beberapa teman-teman kami saling bercerita tentang peristiwa yang kami alami. Namun yang paling penting adalah kemenangan PSIM terhadap PSIS yang sangat dirindukan oleh pendukung PSIM, Brajamusti.[DM]

No comments:

Post a Comment