Rasanya angka tahun
1929 sangat dekat dengan kita. Entah sudah berapa puluh kali kita menulis,
mengetik, mengucap, menggambar dan entah kata kerja apa lagi yang kita gunakan
untuk “1929”.
Tepat pada tanggal 5 September bulan depan, PSIM berusia 84
tahun. Perjalanan panjang mengarungi kompetisi sejak zaman Perserikatan dan Liga
Indonesia. Jatuh bangun sudah dilalui para pemain PSIM dalam mengarungi
kompetisi. Pernah degradasi, terpuruk namun pernah juga mencicipi nikmatnya
juara kompetisi Perserikatan dan Divisi 1. Mereka berjuang dan terus berjuang.
Nah, dalam rangka ulang tahun PSIM ke-84 sepertinya menarik
jika membuat suasana kota semarak. Ini kan tidak seperti biasanya? Nah untuk
itu kita buat tidak biasa. Kami membayangkan suasana kota ramai, larut dalam
hingar binggar, bendera PSIM ada hampir di setiap sudut kota, kampung, gang-gang
hingga di depan rumah. Spanduk-spanduk ucapan ulang tahun PSIM menggantikan
spanduk-spanduk promo di jalanan. Mural-mural tema ulang tahun terlukis indah
menggantikan iklan provider yang semakin lama “menjajah”. Nah, ini langkah
kita, waktu kita, dan kita mampu. Kita ciptakan hegemoni dan kita yakin mampu!
Untuk itu kami mengharapkan kepada kelompok suporter baik
Brajamusti dan The Maident berserta seluruh masyarakat pecinta PSIM menyemarakan
hari ulang tahun PSIM, kalau bukan kita siapa lagi? Lakukan apa yang bisa
dilakukan. Total. Kobarkan lagi api yang mau meredup. Kita percaya dan kita
bisa.
Bawah Skor Mandala
foto: artikel Kedaulatan Rakyat, 2003